Kisah tentang sang Cendawan Verticillium lecanii.


Mungkin inilah awal kebebasan Ahmad Syaiku dari belenggu virus kuning. Pada Maret 2008 ia memanen 70 ton cabai di lahan 5 ha. Tak satu pun tanamannya yang terserang virus kuning dalam 2 kali musim tanam. Padahal, 5 kali musim tanam sebelumnya cabainya luluh-lantak akibat serangan pasukan kuning. Sukses pekebun di Nganjuk, Jawa Timur, itu berkat cendawan mungil.
Nama cendawan itu Verticillium lecanii. Syaiku memanfaatkan isolat spora verti cillium berbentuk bubuk yang dikemas dalam tabung berdiameter 1 cm dan tinggi 5 cm. Syaiku menuangkan serbuk ke dalam ember berisi 5 liter air bersih. Setelah mengaduk rata, Syaiku menyemprotkannya ke kumpulan kutu kebul. Dosisnya 5-10 cc per liter. Setiap 0,17 m2 membutuhkan 1 liter larutan verticillium atau setara 58.000 liter per hektar.
Sasaran ‘tembak’ memang kutu kebul Bemicia tabaci. Serangga itu menjadi inang bagi virus kuning. Ketika kutu kebul hinggap di tanaman yang sakit, maka saat itu juga virus menempel kepadanya. Saat kutu kebul singgah di tanaman lain untuk mengisap cairan tanaman, saat itulah virus masuk dalam floem. Jika biang keladi dapat diatasi, serangan virus kuning tak akan merebak.
Cendawan verticillium terbukti tokcer mengatasi populasi kutu kebul. Caranya? Cendawan itu menggagalkan telur-telur kutu kebul menetas dengan senyawa racunnya. Nama racun itu adalah toxinv3450 dan toxinvp28. Sekali bertelur, anggota famili Aleyrodidae itu menghasilkan 50-400 butir. Dengan begitu, populasi kutu kebul pun terkontrol. Dampaknya virus kuning yang membonceng kutu kebul dapat diminimalisir serangannya. Racun maut itu sekaligus melemahkan daya tahan kutu kebul, terutama pada fase larva.

Bawah daun
Menurut Dr Widodo, dosen di Depar temen Proteksi Tanaman, Institut Pertanian Bogor, verticillium memang patogen pada serangga. Doktor penyakit tanaman itu menyarankan agar pekebun menyemprotkan larutan verticillium di bawah daun pada pagi atau sore. ‘Biasanya kutu kebul berkumpul di bagian bawah daun,’ katanya. Teknik penyemprotan semacam itu memaksimalkan hasil.
Beberapa saat kemudian, verticillium menyebar ke udara dan menginfeksi tubuh kutu kebul melalui kulit. Dua hari berikutnya, kutu kebul yang terinfeksi racun elmaut itu meregang nyawa. Jika di bawah daun terdapat telur kutu kebul, telur-telur berukuran panjang 0,2 mm dan diameter 0,1 mm itu gagal menetas.
Menurut Widodo penggunaan verticillium mampu mencegah serangan virus gemini-sebutan lain virus kuning-sampai 100% seperti dialami oleh Akhmad Syaiku. Setahun terakhir, tak satu pun tanaman-tanaman cabainya terserang virus yang berukuran 18-30 nm itu. Padahal, pekebun-pekebun lain yang tak menggunakan cendawan verticillium gagal panen akibat serangan si gemini.
Cendawan Verticillium lecanii sejatinya bukan barang baru. Makhluk liliput itu ditemukan pertama kali pada 1861. Meski demikian, pekebun di Indonesia mulai menggunakannya sebagai biopestisida pada 2001. Hasilnya menakjubkan, cabai selamat dari amukan virus. Keuntungan lain, menurut Widodo, penggunaan verticillium tidak menimbulkan dampak negatif.

Karena rakus
Verticillium bukan satu-satunya organisme penjinak kutu kebul. Menurut Prof Dr Ati Srie Duriat, ahli virologi di Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa), Lembang, Kabupaten Bandung, ada 39 musuh alami lain yang ampuh mengatasi serangan serangga yang populasinya meledak pada Mei-Oktober itu. Dari jumlah itu 26 di antaranya parasitoid dan selebihnya predator. Parasitoid adalah organisme yang tinggal dalam tubuh inang, sedangkan predator memangsa organisme lain.
Parasitoid yang terbukti efektif misalnya Encarcia formosa dan Menochilus sexmachulatus. Sedangkan serangga pre dator kutu kebul antara lain Chrysoperla rufilaris dan Orius tricolor. Penggunaan musuh alami itu cukup efektif, karena bisa menurunkan serangan virus hingga 90%.
Dalam uji coba, Encarcia formosa dan Menochilus sexmachulatus sangat rakus. Seekor serangga dewasa sanggup memangsa 200-400 larva kutu kebul per pekan. Sayang, musuh-musuh alami itu masih langka. Balitsa tengah memperbanyak para serdadu penjinak kutu kebul.
Musuh alami itu terbukti ampuh mencegah serangan virus kuning. Serangan virus gemini meninggalkan jejak berupa pucuk yang cekung mengerut dan berwarna mozaik hijau pucat. Akibatnya fotosintesis terganggu sehingga pertumbuhan tanaman terhambat. Namun, dengan cendawan verticillium, harapan pekebun menangguk laba dari cabai sebuah keniscayaan. Apalagi saat ini harga cabai di tingkat pekebun menjulang tinggi, hingga Rp15.000 per kg

Comments

Popular posts from this blog

BOOM FLOWER

BOOM FLOWER (2)

Heksa 50 SC